Monday, September 26, 2005
BOLA MATA
Aku ingat senyumnya, mengembang membentuk segitiga terbalik, lesung ibunya membingkai.
Ingat pula wajah bundarnya, pipi tembamnya, rambut keritingnya, bibir mungilnya maju mundur, berkerut dan berceloteh.
Tangisnya pecah, pipinya basah dan hidung kemerahan. Saat pertanyaan-pertanyaannya tak terjawab, permintaan dan rengekkannya tak dipenuhi, ia meraung dan berguling-guling.
Ibu tak bergeming bagai gunung es, “Aku mau Ayah…” rengeknya.
“Intan jangan nakal!”
Tangis itu menjadi, “Mau ketemu Ayaaaaahhhh!”
“Intan… cup cup yah, jangan nangis ya. Ayah slalu ada dekat Intan, Ayah ada disini.” Ibu mengusap mata Intan.
Aku mengusap cekungan mata yang bolanya kini dimiliki Intan, anak yang pernah aku tolak untuk ku akui.
hotma
apdet 1:41 PM ngomentarin di shotbox ajah yak