Thursday, September 01, 2005
Cuti Yang Tertunda
"Kamu pasti marah."
"Hem..." enggan bicara.
"Maaf saya membutuhkanmu ditengah liburan."
"Ya..."
"Cutimu saya tunda."
"It's Ok!"
"Mohon mengerti..."
"Ya... Ada lagi?"
"Cukup, sekali lagi maaf."
"Ya, dimaafkan." Meninggalkan ruangannya, dipenuhi amarah.
Meja kerja ini harusnya sedang kutinggal cuti. Setelah 2 tahun tanpa libur, dosa ya cuti sehari? Diijinkan, ditandatanganinya surat cutiku. Sampai tadi sekertarisnya telpon. Huh! Taeeeekkkkkkkkkk!
"Terimakasih reportnya..."
"Hem..." masih enggan bicara.
"Besok jadi melanjutkan cuti?"
"Begitulah..."
"Boleh saya memohon?"
"Ya?"
"Saya mohon kamu menerima lamaran saya..." Sepasang cincin putih dalam kotak marun disodorkannya.
Runtuhlah amarahku, juga akalku. Harusnya tak kuterima lamaran bossku, melainkan kekasihku saat cuti besok.
*Nyitt... hatur nuhun ka' idena, tararengkiu nyak :D Entong gondok nyak cutina katunda... Pokonamah teteup smangat lah!
hotma
apdet 4:47 PM ngomentarin di shotbox ajah yak