Friday, July 01, 2005
TAK SAMA
Katanya(waktu kami baru nikah), ia memilih ku karena sifatku mirip ibunya. Kata dia, perhatian dan kesabaranku luluhkan hatinya. Kata dia lagi, aku penuh maaf. Benar memang, aku pemaaf. Entah mengapa dengan mudah ku maafkan semua kata-kata kotornya. Benar memang, aku sabar mendengarkan makiannya. Benar aku selalu memperhatikanya, saat ia begitu manis pun saat ia naik pitam. Dan… kuakui aku mengagumi ibunya, wanita yang luka hatinya pulih dalam semalam. Kalau aku disamakan dengan ibunya, tidak! Tak sama. Aku tidak diam ketika ia lukaiku dengan tamparan dan pukulan. Aku tak hanya diam seperti ibunya. Ku balas dengan tusukan pisau buah, tepat didadanya.
hotma
apdet 7:30 AM ngomentarin di shotbox ajah yak